Perempuan boleh memiliki kepandaian setinggi langit, namun jangan pernah merasa dirinya paling pandai. Apalagi sampai memandang rendah orang lain termasuk suaminya sendiri;
Tidak ada kata menang atas pasangan kita. Yang ada Anda berdua sama-sama menang atau sama-sama kalah;
Tidak cukup hanya mengatakan, ”Aku cinta padamu” tanpa menindaklanjutinya.
Kita harus melakukan keduanya;
Kita bisa memberi tanpa rasa cinta, namun mustahil mencintai tanpa pernah memberi;
Memberi tanpa pernah memperhitungkan biaya – inilah hakikat cinta;
Kita tidak menikah dengan satu orang; kita menikahi tiga orang – orang yang kita pikir siapa mereka, orang yang sesungguhnya, dan orang yang akan muncul sebagai hasil perkawinan kita;
Cinta berarti tidak pernah mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati pasangan kita;
Sopanlah, bukan hanya kepada orang asing dan para tamu, namun juga kepada pasangan kita.
Berhentilah mencari cinta: sebaiknya mulailah menjadi orang yang pantas dicintai;
Apa yang tumbuh adalah apa yang mendapat siraman air. Sama halnya dengan perkawinan sejati; Menghargai dan menghormati orang lain, membuatkan kehormatan pada diri sendiri;
Kebahagiaan terbesar adalah kebahagiaan bersama dengan keluarga.
Mencintai berarti menempatkan kebahagiaan kita dalam kebahagiaan pasangan;
Ungkapan terbaik dari cinta tidak memakan biaya dan tidak memakan waktu lebih dari dua menit untuk mengucapkannya;
Kita tidak mencintai suami karena kata-katanya, melainkan mencintai apa yang dikatakannya karena kita mencintai dia;
Jangan pernah berharap pasangan kita berubah.
Dalam perkawinan yang baik, laki-laki dan perempuan sama-sama mencoba untuk memperbaiki diri demi orang yang mereka cintai;
Pertengahan tahun-tahun perkawinan merupakan masa yang paling krusial.
Pada awal-awal perkawinan, kedua pasangan saling menginginkan, namun pada masa-masa kemudian mereka saling membutuhkan;
Perkawinan yang baik mirip aktivitas penanaman modal.
Biasanya kita menanamkan apa saja ke dalamnya selama masa produktif, dan kelak kita memetik hasilnya yang berkembang dari perak menjadi emas, dan dari emas menjadi platina;
Kejujuran dan keikhlasan adalah sarana menuju rumah tangga bahagia;
Dalam perkawinan sebaiknya pilih: orang sebelum uang; kebaikan sebelum wajah; dan pikiran (kecerdasan) sebelum tubuh;
Cinta tidak diukur dari berapa banyak anda saling menyentuh,
melainkan seberapa banyak anda saling mencapai;
Banyak cara untuk menghargai pasangan, anak dan orang-orang di sekitar kita.
Salah satunya adalah dengan pujian atau sekadar sapaan ringan yang menggembirakan;
Kebahagiaan tidak diukur dari seberapa banyak kita memiliki sesuatu, melainkan bagaimana kita menikmatinya;
Memberitahukan hal yang berkenaan dengan penampilan suami juga merupakan tindakan cinta;
Jangan menikah karena uang, anda dapat meminjamnya dengan lebih murah;
Kita semua di dunia ini kesepian, hanya pertemanan yang memperkaya perkawinan kita dengan membuat kita merasa diterima, dipahami dan dicintai;
Jangan pernah bertanya apa yang dapat dilakukan orang lain pada kita, namun tanyakan apa yang dapat kita kerjakan untuk orang lain;
Untuk menciptakan perkawinan yang bahagia, mulailah dengan menciptakan pikiran yang segar;
Ikut menikmati kelebihan orang lain mendatangkan kenikmatan diri;
Setelah menikah beberapa saat, kita sering mengganggap ”perburuan” sudah selesai. Kita pun berhenti mencoba membuat diri tampil menawan dan menggairahkan;
Untuk memperoleh perkawinan yang bahagia kita perlu jatuh cinta berulang kali selalu dengan orang yang sama;
Kesempatan datang hanya sekali. Untuk itu segeralah meraihnya sebelum dia pergi;
Jangan pernah ragu melangkah jika niat dan perbuatan kita baik;
Cinta itu luas dan tak terbatas. Jangan pernah mencoba membatasi cinta karena akan sia-sia.
Sumber: http://bluetoz.blogspot.com/2008/04/more-about-love.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar